Desa Sukoharjo Wonosobo nyaman di tinggali dengan kekayaan alam yang ada
Desa Sukoharjo Wonosobo nyaman di tinggali dengan kekayaan alam yang ada
Sukoharjo bersal dari tiga kumpulan masyarakat yang sepakat bergabung menjadi desa Sukoharjo. Secara istilah berasal dari kata suko yang artinya suka dan harjo yang artinya selamat atau baik . Tiga wilayah yang bergabung dapat kita lihat dari peninggalan makam yang tersebar dalam tiga tempat. Pendiri desa berharap agar desa Sukoharjo selalu dilimpahi keselamatan, kebaikan, guyub dan makmur untuk desa dan masyarakatnya. Dalam catatan pemerintahan kala itu kepala desa yang pertama adalah bapak Hj. Zaini yang berkedudukan di dukuh banjarsari. Namun tidk di temukan catatan pada tahun berapa beliau menjabat sebagai kepala desa. Dari waktu ke waktu sudah delapan kali pergantian sampai saat ini maka, kami simpulkan desa Sukoharjo berdiri pada era tahun 1800an atau era 1900an di era penjajahan kolonial Belanda.
Terletak di ujung barat kabupaten Wonosobo, wilayah yang memiliki gamabran lngkap tentang hamparan tanah nusantara mulai dari bentangan hutan jati dan mahoni luasnya lahan persawahan sampai derasnya aliran sungai serayu. kecintaan kami terhadap tanah kelahiran menjadikan alam ini sebagai hamparan keindahan yang luar biasa yang di rindukan yang nyman untuk di tinggali denagn segala kekayaan alam yang ada.
Saat ini desa Sukoharjo terbagi dalam 3 wilayah dusun terdiri dari 5 RW dan 28 RT. tercatat pada tahun 2021 jumlah penduduknya mencapai 3.822 jiwa yang populasinya tersebar dalam 13 duuh yang ada, dengan luas wilayah 709,15 hektar dengan sebaran luas wilayah yang ada maka 1 jiwa berbanding 185M2. Berdasarkan peta topografi yang ada desa Sukoharjo sebagian besar landai dengan kelerengan yang datar hingga agak curam.
Desa Sukoharjo memiliki sejarah yang kaya, meskipun asal-usul pastinya masih belum dapat dipastikan. Nama "Sukoharjo" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu suko yang berarti suka atau cinta, dan harjo yang berarti damai atau tenteram. Dengan demikian, Sukoharjo dapat diartikan sebagai "Cinta Damai".
Dari berbagai cerita yang berkembang di masyarakat, terdapat makam kuno di daerah Pasar Lama yang diyakini sebagai tempat peristirahatan prajurit atau bangsawan dari Kerajaan Mataram Islam. Namun, ada pula kisah lain yang menyebutkan bahwa makam tersebut adalah milik seorang penari tradisional (lengger). Selain itu, terdapat juga eks makam yang disebut "Kuburan Budha" di Dukuh Jlegong, yang mengindikasikan adanya pengaruh budaya dari Madura atau Jawa Timur.
Secara administratif, Desa Sukoharjo dulunya merupakan bagian dari Kemantren Selomoyo dan diperkirakan didirikan oleh seorang pendekar dari Tulungagung, Jawa Timur. Desa ini berkembang dengan menggabungkan tiga wilayah desa yang kini menjadi tiga dusun utama, masing-masing memiliki kompleks pemakaman bersejarah.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Desa Sukoharjo telah dipimpin oleh beberapa kepala desa, dimulai dari H. Jaeni, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dul Halim. Kepemimpinan desa terus berlanjut hingga era modern dengan berbagai pencapaian dalam bidang pembangunan, ekonomi, dan sosial.
Saat ini, Desa Sukoharjo terus berkembang dengan berbagai inovasi, seperti pengelolaan air bersih, budidaya ikan lele, serta program pengolahan sampah yang menghasilkan pupuk organik dan biogas. Desa ini juga memiliki potensi pertanian yang kuat dengan lahan sawah dan perkebunan yang luas, serta berbagai program pembangunan infrastruktur yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
Sejarah dan perkembangan ini menunjukkan bahwa Desa Sukoharjo tidak hanya memiliki nilai historis yang kuat, tetapi juga berkomitmen untuk terus maju dalam berbagai aspek kehidupan.
Arsip foto di desa Sukoharjo wonosobo
Belum ada Komentar untuk "Desa Sukoharjo Wonosobo nyaman di tinggali dengan kekayaan alam yang ada"
Posting Komentar