Catatan Proses Siliwangi Monologue Event 2023 - TAJUK KISTO

Catatan Proses Siliwangi Monologue Event 2023

 Catatan Proses Siliwangi Monologue Event 2023




Sutradara: Adhy Pramdudya
Aktor: Sutrisno
Tata Panggung: Abyan
Tata Cahaya: Hanifa Palupi
Tata Rias dan Busana: Tyas Ayu, Fadiha
Tata Suara dan Musik: Rizkya Fella, Salma


A. Proses Latian




(Berdasarkan kurun waktu kurang lebih 1 bulan)

1. Bedah naskah
2. Reading (berkali-kali)
3. Menghafal dan mencoba lepas naskah
4. Mencoba lepas naskah dan moving
5. (Poin 1-4) masih berlatih di dalam ruangan
6. Mulai berlatih di luar ruangan
7. Mencoba moving dengan tata panggung yang belum sebenernya
8. Meditasi sebelum adegan menghasilkan beberapa hal berdasarkan penilaian sutradara dan penonton antara lain:
• Ekspresi aktor lebih muncul
•Volume suara sudah keras dan mulai stabil
•Aktor terlihat lebih mendalami adegan
•Aktor masih dominan bergerak ke sebelah kanan panggung
•Saat kehilangan hafalan masih terlihat berusaha mengingat sehingga berpengaruh ke dalam ekspresi dan gerak tubuh
9. Mencoba menggunakan tata lampu
10.Penata lampu menyesuaikan tampilan lampu sesuai kebutuhan adegan yang diarahkan oleh sutradara
11. Mulai menggunakan musik
12. Aktor berusaha berlatih kembali dengan menyesuaikan ( poin 11-12)
13. Aktor sudah lebih menguasai panggung
14. Membuat usus-ususan (mekos)
15. Mencoba membiasakan menggunakan kostum (belum sebenernya) dan make up untuk aktor
16. Mencoba properti baru seperti bola, dll.
17. Pendalaman ekspresi beberapa adegan seperti pada saat menangis, emosi memuncak, dll (berkali-kali)
18. Gerak tubuh yang masih nanggung
19. Beberapa artikulasi kurang terdengar dengan jelas
20.Mencoba menggunakan make up, kostum, dll yang sesungguhnya
21. Menggunakan musik yang sudah direvisi agar lebih masuk ke dalam jiwa aktor
22. Penyesuaian aktor pada tata panggung/setting yang sesungguhnya (belum 100%)
23. Mencoba tanpa cut dengan pendalaman ekspresi, tata musik, tata cahaya, tata rias dan busana, dan tata panggung yang sesungguhnya (berkali-kali)
24. Geladi bersih
25. Pemberangkatan dan pelaksanaan lomba
26. Evaluasi setelah acara terlaksana.


B. Komentar Dewan Juri


1. Irwan Jamal


(Sejarah singkat)

 Monolog adalah seni peran yang ditampilkan secara sendiri. Monolog juga seni yang pertama kali hadir di dalam dunia teater. Di zaman yunani kuno 500-600 tahun sebelum masehi tokoh/aktor hanya ada satu. Di dalam buku sejarah teater dikatakan bahwa teater awal mulanya merupakan sebuah pertunjukkan kepada para dewa. Menurut la sendiri (Irwan Jamal) teater berasal dari paduan suara, kemudian munculah aktor. Dalam kurun beberapa tahun aktor berkembang tidak hanya satu dan kemdudian terciptalah seni drama. Dialog adalah sebuah evolusi dari monolog dan sebenarnya akar dari sebuah teater adalah monolog. Di zaman romawi monolog digunakan sebagai sebuah tanda waktu. Pada tahun 1.700-an monolog hadir lagi di dalam opera dan disebut dengan mono drama. Dalam opera menampilkan satu tokoh yang bernyanyi sendirian (senandika). Monolog adalah sebuah pikiran dari satu tokoh yang kemudian diucapkan dengan keras dan menampilkan ekspresi atau gambaran pikiran-pikirannya ke dalam sebuah pertunjukkan (pengertian masa kini). Ekspresi sangat penting ditekankan ke dalam seni peran.

•Penilaian yang paling dilihat adalah seni perannya kemudian unsur-unsur pendukungnya baru menyertai.
•Tertawa dengan palsu sangat fatal (ekspresi muncul dari dunia dalam).
•Kekeliruan tafsir/analisa terhadap teks.
•Dalam pertunjukkan ada dimensi sastra (sering gagal) dan dimensi pemanggungan.
•Kegagalan dimensi sastra menjadikan gagal dimensi pemanggungan.
• Tempo dan irama sangat penting (olah vokal, olah tubuh, olah sukma).
•Analisa tepat, tempo, dan irama yang benar akan menghasilkan pertunjukkan yang bermakna.


2. Bode Riswandi


• Dimensi sastra dan dimensi pemanggungan (berkaitan dengan komentar juri 1).
•Analisis yang lemah terhadap teks. > Sutrisno: •Spesifikasi aktor dan karakter sudah sangat jelas namun terjadi disorientasi sehingga terbaca dengan jelas dari segi penyutradaraan.
•Pemenggalan pembacaan naskah yang tidak tepat akan menghilangkan ruh.
•Teknik pengalihan adegan tidak boleh terbaca.
•Kesalahan dalam memilih/membuat properti untuk tata panggung, seperti paku-paku yang terlihat menancap, bambu yang tidak rapi, dan lain-ain.


3. Asa Jatmiko


•Menyoroti secara teknik
•Gesture yang tidak tepat terkadang menipu/menutup narasi.
•Peristiwa dramatik di dalam nonolog tidak banyak.
•Menganalisa peristiwa dramatik dengan tepat akan memberi ikatan emosional dengan penonton.
•Pemilihan kostum yang kurang tepat akan berpengaruh pada penajaman pesan.
•Menvisualisasikan kata tidak sesuai dengan makna teks, seperti pada kata intim, dan lain-lain.
•Setting dan properti menjadi satu kesatuan. Kekuatan monolog tetap pada aktor (berkaitan dengan juri 1).
•Settingan dan properti tidak harus semuanya dihadirkan secara wujud apabila memang tidak terlalu diperlukan. 



POSTINGAN LAIN SEPUTAR SME 2023  : 

CATATAN DI BALIK LAYAR SME 2023 
DAN PENGALAMAN AKTOR MONOLOGUE SME 2023
LATIHAN SME 1 19 AGUSTUS 2023
LATIHAN 2 19 AGUSTUS 2023


Belum ada Komentar untuk " Catatan Proses Siliwangi Monologue Event 2023 "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel